Wednesday, March 1, 2017

Manajemen Sekolah Tertinggal


Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah adalah sebuah sekolah yang terletak  di Desa Kradenan, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. Sekolah ini menjadi sekolah dasar muhammadiyah yang pertama kali berdiri di desa Kradenan. Sekolah ini berdiri atas inisiatif dari Pimpinan Ranting Muhammadiyah Kradenan dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Srumbung atas kesadaran pentingnya mendirikan sekolah Muhammadiyah sebagai Amal Usaha dari Cabang Muhammadiyah Srumbung. Dengan dibantu oleh masyarakat sekitar maka ide mendirikan sekolah terwujud dengan berdirinya sekolah ini.

Seiring berjalannya waktu dari berdirinya sekolah ini sampai dengan sekarang ini, belum banyak perkembangan yang dialami dari sekolah ini. Jumlah siswa di masing-masing kelas pun antara 8-15 an siswa. Jumlah ini bahkan semakin berkurang dari tahun ke tahun. Dalam segi prestasi sekolah ini tidak kalah dengan sekolah-sekolah lain di lingkungan kecamatan srumbung, tetapi tetap saja masyarakat sekitar mulai banyak yang meninggalkan sekolah ini dan menyekolahkan anaknya di sekolah muhammadiyah lain walaupun jaraknya lumayan jauh dari rumah. Dengan kata lain tingkat kepercayaan masyarakat semakin berkurang.
Berbagai permasalahan yang ada di sekolah ini tidak segera diatasi dengan cepat dan tepat baik oleh pihak kepala sekolah, guru, ataupun komite sekolah. Misalnya semakin ditinggalkan oleh para siswa, artinya kepercayaan masyarakat sekitar dengan sekolah ini mulai menurun, kualitas guru-guru, keikhlasan dalam perjuangan guru di sekolah Muhammadiyah  ini, keuangan, dan lain sebagainya. Sebagai sebuah amal usaha tentunya ranting dan cabang seharusnya ikut bertanggung jawab dalam keberlangsungan sekolah ini.
Mengenai masalah ini tentunya harus ditemukan solusi atas permasalahan tersebut, misalnya mungkin manajemen sekolahnya yang kurang bagus, mutu pendidikannya yang kurang, kualitas sumber daya manusia dalam arti guru yang perlu ditingkatkan, perlunya motivasi dan lain sebagainya. Apabila tidak segera ditemukan solusi atas masalah ini bisa jadi sekolah ini akan semakin tidak dipercaya oleh masyarakat sekitar dan akan kehabisan siswa. Dukungan dan partisipasi baik dari lingkungan internal sekolah maupun eksternal sekolah sangatlah dibutuhkan.
Lingkungan internal sekolah artinya seluruh warga sekolah, sedangkan eksternal sekolah artinya masyarakat sekitar. Bagaimana cara agar masyarakat bisa berpartisipasi dalam upaya pengembangan sekolah. Mungkin bisa dengan mencari tahu sebenarnya apa yang dibutuhkan anak sekarang dalam segi pembelajaran, apa yang diinginkan orang tua, dan lain sebagainya. Fasilitas juga menjadi masalah dalam hal ini, cenderung banyak orang tua yang mensekolahkan anaknya di sekolah yang fasilitasnya lengkap, walaupun dengan biaya yang mahal, agar anak memang dapat berkembang sebagaimana mestinya, dan ini menjadi masalah juga bagi sekolah MI muhammadiyah kradenan karena fasilitas terdapat disana kurang mendukung.
Sebenarnya sudah dilakukan berbagai cara, salah satunya dengan pembuatan proposal pengajuan bantuan untuk kelengkapan fasilitas sekolah tetapi juga tidak teratasi masalah tersebut. Perlu adanya sebuah manajemen sekolah yang baik, dengan didukung oleh kepemimpinan yang baik pula. Sekolah ini akan menjadi sekolah yang unggul apabila manaemen sekolah ini diperbaiki terlebih dahulu dan pola kepemimpinan dan manajerial kepala sekolah disini sangatlah dibutuhkan.

B.     Pembahasan
Manejemen pendidikan harus berpusat pada tujuan pendidikan itu sendiri, dan memiliki prinsip untuk selalu menghubungkan seluruh kegiatan dan tugas-tugas lembaga pendidikan dengan tujuan atau sasaran lembaga itu sendiri.
Menurut Tony Bush, ada bahaya dari sebuah sistem manajemen, yakni jika lebih sistem itu lebih memberikan penekanan terhadap prosedur daripada tujuan lembaga pendidikan dan nilai-nilai. Pengelolaan lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan sangat penting, tapi tujuan itu harus disetujui oleh sekolah dan masyarakat. Jika manajer hanya berfokus pada melaksanakan inisiatif eksternal, maka akan beresiko menjadi manajerialistis. Manjemen yang berhasil memerlukan hubungan yang jelas antara tujuan, strategi dan operasional.
Ada 3 aspek yang harus diperhatikan dalam penetepan tujuan sebuah lembaga pendidikan, yaitu :
1.      Nilai laporan formal tujuan          
2.      Apakah tujuan itu ditetapkan oleh seluruh organisasi atau orang-orang tertentu?
3.      Bagaimana tujuan tersebut ditentukan?
Kecenderungan internasional terhadap manajemen diri menyebabkan para manajer, staf dan stakeholder dalam mengembangkan visi lembaga pendidikan dengan tujuan yang jelas dan spesifik. Manajer yang efektif adalah manajer yang dapat menghubungkan fungsi dengan tujuan organisasi atau lembaga pendidikan yang dipimpinnya, dan memastikan bahwa semua aktifitas yang dilakukan lembaga pendiidikan adalah untuk mencapai tujuan lembaga.
Beberapa pandangan yang umum dalam menentukan tujuan pendidikan :
1.      Tujuan pendidikan tersebut merupakan tujuan organisasi/lembaga atau tujuan inividu
2.      Proses penetapan tujuan yang dilakukan oleh kepala sekolah, rekan-rekan kerja dan stakeholder.
Menurut T. Hani Handoko dalam bukunya Manajemen, menerangkan bahwa setidaknya ada lima (5) hal yang perlu diperhatikan untuk pengarahan dan pengembangan organisasi serta dapat dijadikan manajemen sekolah tertinggal, diantaranya adalah :
1.      Motivasi
Kemampuan manajer dalam hal memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan seluruh orang di dalam organisasi tersebut. Motivasi ini termasuk hal yang penting bagi seorang manajer, dan manajer perlu memahami orang-orang yang berperilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya untuk bekerja sesuai dengan keinginan organisasi. Terdapat beberapa model motivasi diantaranya model tradisional, model hubungan manusiawi, dan model sumber daya manusia.
Di dalam sekolah ini, kepala sekolah seharusnya memotivasi para guru-guru agar tetap bertahan dan bersabar menghadapi situasi yang sedang mereka hadapi, bekerjasama dalam mencari solusi, dan berjuang untuk mengembangkan sekolah ini dengan manajemen kepala sekolah sebagai panutannya. Mencari solusi bagaimana menarik minat baik orang tua yang akan menyekolahkan anak-anaknya ataupun peserta didik sendiri yang berminat untuk sekolah disini.

2.      Komunikasi dalam Organisasi
Dalam manajemen sebuah oraganisasi sering terjadi masalah tidak efektifnya komunikasi. Komunikasi yang efektif penting bagi para manajer, karena komunikasi adalah proses melalui mana fungsi-fungsi manajemen perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat dicapai, serta komunikasi adalah kegiatan untuk para manajer mencurahkan seagian besar proporsi waktu mereka. Bagian terbesar dari waktu manajerial melalui kegiatan komunikasi, jarang sekali manajer yang bekerja sendiri di belakang meja sendiri.
Upaya dalam manajemen sekolah tertinggal ini salah satunya dengan memperbaiki komunikasi di dalam organisasi tersebut. Komunikasi antara manajer dengan karyawannya, artinya komunikasi anatara kepala sekolah dengan guru-guru dan semua warga sekolah. Menjalin komunikasi yang baik agar sesama warga sekolah dapat bekerjasama dalam mengembangkan sekolah.

3.      Kepemimpinan Transformasional
Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting efektivitas manajer. Kepemimpinan adalah bagian penting dalam manajemen, tetapi berbeda dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen mencakup kepemimpinan, tetapi juga mencakup fungsi-fungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan. Para pemimpin memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok, organisasi, atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka.
Dalam manajemen sekolah tertinggal ini harus ada manajer yang mempunyai gaya kepemimpinan transformasional, melalui penyampaian inspirasi untuk mengkomunikasikan harapan tinggi, memfokuskan upaya, dan mengekspresikan tujuan dengan cara-cara sederhana. Stimulasi intelektual untuk mempromosikan intelegensia, rasionalitas dan pemecahan masalah secara ilmiah, dan pemberian konsiderensi yang bersifat individual untuk memberikan perhatian personal dan memberdayakan karyawan.
Gaya kepemimpinan transformasional dalam konteks TQM, kepala sekolah/ manajer perlu memiliki karakteristik pribadi yang mencakup dorongan, motivasi untuk memimpin, kejujuran integritas, kepercayaan diri, inisiatif, kreatifitas, pengetahuan bisnis, dan kharisma. Kualitas kepala sekolah tersebut dapat memberikan inspirasi pada semua jajaran manajemen agar memperagakan kualitas kepemimpinan yang sama yang diperlukan untuk mengembangkan mutu sekolah tersebut.
Kepemimpinan transformasional yang dikembangkan pada kepala sekolah selanjutnya disebarluaskan ke seluruh tenaga kependidikan. Melalui kepemimpinan transformasional, sekolah dapat menanamkan nilai-nilai mutu. Empat komponen perilaku kepala sekolah yang dapat diterapkan dalam konteks mutu mencakup pertukaran informasi, pengembangan hubungan, pemberdayaan karyawan, dan pengambilan keputusan.
Dengan kepemimpinan transformasional ini maka sekolah tertinggal seperti MI Muhammadiyah Kradenan Srumbung ini akan berubah menjadi sekolah yang unggul apabila memang didukung oleh semua warga sekolah. Manajemen yang diterapkan ditambah dengan gaya kepemimpinan transformasional akan mengatasi masalah ini.

4.      Perubahan dan Pengembangan Organisasi
Menurut Prof. Dr. J. Winardi, perubahan adalah upaya yang ditempuh manajer untuk memanajemen perubahan secara efektif, dimana diperlukan pemahaman tentang persoalan motivasi, kepemimpinan, kelompok, konflik, dan komunikasi.
Perkembangan dan kemajuan teknologi merupakan penyebab penting dilakukannya perubahan pada hampir semua jenis organisasi, termasuk sekolah. Berbagai temuan teknologi memaksa sekolah untuk menerapkannya, baik dalam proses pembelajaran maupun dalam mendukung proses administrasi. Penerapan temuan teknologi tersebut menyebabkan  perubahan dalam berbagai hal, misalnya prosedur kerja yang dilakukan, jumlah,kompetensi, dan kualifikasi SDM yang diperlukan,  sistem penggajian yang diberlakukan, dan bahkan kadang-kadang struktur organisasi yang digunakan. Penggunaan peralatan baru bisa juga menyebabkan berkurangnya bagian-bagian yang ada atau berubahnya pola hubungan kerja antara karyawan.
Manajer harus bisa selalu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya perubahan dalam lingkungan yang akan menjadikan penyesuaian-penyesuaian organisasi di waktu yang akan mendatang. Perubahan-perubahan ini  diantaranya dalam hal perkembangan teknologi, perubahan kondisi ekonomi dan politik, perubahan kualitas dan sikap karyawan, dan lain sebagainya. Perubahan-perubahan ini yang akan mengikuti pengembangan dari sebuah organisasi, dengan adanya perubahan dan senantiasa selalu berkembang maka sebuah organisasi akan selalu terjaga dalam keberlangsungannya dan akan selalu dipercaya oleh masyarakar sekitar.
Dalam menghadapi perubahan dan pengembangan oraganisasi, maka mutu oragnisasi tersebut juga harus selalu ditingkatkan. Peran manajer dalam meningkatkan mutu sebuah oragnisasi sangatlah penting. Organisasi, lembaga, ataupun sekolah yang  memiliki mutu baik dan selalu dikembangkan tidak akan tertinggal dengan sekolah-sekolah lain dan mampu bersaing dalam keadaan dan situasu apapun. Hal ini yang perlu ditingkatkan dalam manajemen sekolah tertinggal, artinya memperbaiki mutu pendidikannya dalam rangka mengembangkan sekolah tersebut.

5.      Manajemen Konflik
Dalam sebuah organisasi, konflik bisa muncul karena beberapa factor, diantaranya hasil dari adanya masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi. Dalam hal kepribadian, sikap otoriter atau dogmatis juga bisa menimbulkan suatu konflik.  Dengan adanya kemampuan dalam melakukan menajemen konflik maka sebuah organisasi akan tetap berjalan dengan baik tanpa adanya masalah-masalah yang dapat menghambat keberlangsungan oraganisasi.
Dalam manejemen sekolah tertinggal ini, peran seorang majaner salah satunya yaitu mencari tau konflik apa yang sedang terjadi di organisasinya. Hal-hal apa yang membuat konflik itu berkelanjutan, dan mencari solusi untuk mengatasi konflik tersebut. Sekolah tertinggal tentunya juga disebabkan dengan adanya konflik di lembaga tersebut, bias konflik karena kurang adanya kerjasama Antara warga sekolah, kurang adanya kerjasama dengan stake holders, atau kurang adanya kerjasama dengan masyarakat sekitar.
Apabila seorang manajer dapat mengatasi hal ini, dapat menjalin kerjasama yang baik diantara warga sekolah, stake holders dan masyarakat sekitar, maka konflik yang sedang mereka hadapi akan terselesaikan dan upaya pengembangan sekolah akan terwujud. Manajemen konflik memang diperlukan dalam mengembangkan sebuah organisasi. 

  
C.    Refleksi

Peran manajer dalam manajemen sekolah tertinggal ini memang sangatlah penting, hal yang perlu diperhatikan untuk pengarahan dan pengembangan organisasi seperti yang telah dijelaskan oleh T. Hani Handoko didukung dengan gaya kepemimpinan transformasional sebagaimana yang dijelaskan oleh Tony Bush, dan dengan meningkatkan mutu pendidikannya disertai dengan Manajemen sekolah yang mumpuni, agar tercapai tujuan :

1.      Terwujudnya perubahan dari sekolah yang pada awalnya tertinggal dari sekolah-sekolah lain, berubah dan berkembang menjadi sekolah yang diminati dan dapat bersaing dengan sekolah-sekolah lain.
2.      Terciptanya suasana komunikatif antara manajer dengan seluruh karyawannya, sehingga timbul kesadaran untuk bersama-sama mengembangkan sekolah tersebut.
3.      Terciptanya manajemen sekolah yang baik, dengan visi, misi, dan tujuan sekolah yang jelas sehingga menarik minat para peserta didik.
4.      Tercapainya mutu pendidikan yang baik dengan kepemimpinan kepala sekolah sebagai dasar dalam mengembangkan sekolah tersebut dan kesadaran para guru-guru dan keryawan untuk bersama-sama memajukan sekolah tersebut.
5.      Perubahan konsepsi sekolah dari semula yang hanya bergerak stagnant menjadi lebih maju dan terkonsep mulai dai perencanaan hingga realisasi pelaksanannya.


Daftar Pustaka


Bush, Tony. 2008. Leadership and Management Development. California: Sage.
Handoko, T. Hani. 2009. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profgesional. Bandung: Rosda.

No comments:
Write comments

Translate

Flag Counter

Followers