Wednesday, March 1, 2017

BISNIS sebagai unsur penting dalam MSDM



Bisnis tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, bahkan bisnis merupakan salah satu kegiatan yang populer dalam kehidupan sehari-hari manusia, dan kegiatan ini tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Setiap hari manusia melakukan bisnis, bisa berperan sebagai produsen, konsumen, maupun perantara.

Bisnis bukan merupakan hal yang baru dalam kehidupan manusia, karena telah berlangsung sejak empat belas abad yang lalu. Hal ini tidaklah mengejutkan karena Islam sebagai agama yang dianut menganjurkan umatnya untuk melakukan kegiatan bisnis. Umat Islam mempunyai suri tauladan dalam praktik bisnis, yaitu figur Rasulullah SAW. Beliau merupakan role model atau rujukan dalam berbisnis. Praktik bisnis yang dibangun Rasulullah mempunyai ciri khas benar (siddiq), amanah, fathonah, tabligh, dan berani (syaja’ah).
Apabila seseorang ingin sukses dalam hidupnya, maka mulailah dengan berbisnis dari sejak dini. Artinya belajar berbisnis bisa dimulai dari kecil dengan melakukan hal-hal sederhana terlebih dahulu. Orang yang bisa berbisnis artinya orang tersebut dapat mengambil peluang yang ada, peluang itu lalu di manfaatkan guna menjalankan praktik bisnis tersebut.
Bisnis dapat dilakukan dalam banyak hal, tergantung mau fokus atau memilih bidang apa yang akan ditekuni dalam dunia bisnis tersebut. Setiap orang pada dasarnya mempunyai kesempatan untuk menjalankan kegiatan bisnis tersebut, tetapi terkadang setiap orang tidak mau mengambangkannya. Lebih memilih sebagai karyawan ataupun pegawai di salah satu instansi dengan hasil yang pasti. Bisnis dapat dikaitkan juga dengan kewirausahaan, dengan berwirausaha maka seseorang akan memiliki usaha sendiri yang digeluti bahkan bisa menjadi lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Dalam makalah ini akan penulis sajikan tentang bisnis menjadi unsur penting dalam MSDM.



PEMBAHASAN

A.    Pengertian Bisnis
Bisnis didefinisikan sebagai sebuah kegiatan atau aktivitas yang mengalokasikan sumber-sumber daya yang dimiliki ke dalam suatu kegiatan produksi yang menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan bisa dipasarkan kepada konsumen agar dapat memperoleh keuntungan atau pengembalian hasil sesuai dengan keinginan.[1] Bisnis menurut Hughes dan Kapoor ialah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisir untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut Brown dan Petrello menyatakan bisnis merupakan suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat, termasuk jasa dari pihak pemerintah dan swasta yang disediakan untuk melayani anggota masyarakat.[2]
Bisnis berarti sejumlah total usaha yang meliputi pertanian, produksi, konstruksi, distribusi, transportasi, komunikasi, usaha jasa dan pemerintahan yang bergerak dalam bidang membuat dan memasarkan barang dan jasa konsumen. Istilah bisnis ini pada umumnya dibagi ke dalam 3 hal :
1.      Bisnis Skala Kecil
Bisnis ini biasanya dilakukan oleh individu, keluarga, atau kelompok kecil tertentu, yang menghasilkan barang dan jasa yang bisa dikonsumsi langsung dalam jumlah yang terbatas. Dalam bisnis ini biasanya penghasilan yang diperoleh juga kecil karena akses modal dan pemasaran yang masih terbatas. Misalnya pedagang kaki lima.
2.      Bisnis Skala Besar
Bisnis ini dimiliki oleh individu, keluarga, maupun kelompok tertentu, yang menghasilkan barang dan jasa dalam jumlah yang besar dan terdistribusi secara luas serta mempunyai jaringan yang luas. Misalnya pabrik, surat kabar, hotel, dan lain sebagainya.
3.      Bisnis dalam Struktur Ekonomi Negara
Bisnis ini sangat luas sekali cakupannya, sebab mencakup usaha yang dilakukan oleh pihak pemerintah dan swasta.
Berbisnis intinya adalah melakukan kegiatan jual dan beli, yang artinya saling menukar atau tukar menukar. Jual dan beli adalah dua kata yang dipergunakan dalam pengertian yang sama tetapi sebenarnya berbeda. Menurut syariat jual beli adalah pertukaran harta, memindahkan hak milik dengan ganti atas dasar saling rela dan ikhlas, tidak ada rasa menyesal, ataupun rasa saling tidak puas.
Muslim yang mampu mengembangkan bisnis dengan baik, maka akan mampu memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. Selain itu dengan berbisnis, seorang muslim yang taat akan mampu memberikan gambaran bahwa ajaran Islam mampu diterapkan secara menyeluruh dan akan menciptakan manusia-manusia yang memiliki etos kerja yang baik, mampu mengembangkan sikap jujur dalam bisnis, orientasi dan perilaku yang ditampilkannya akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dengan baik, serta dapat membantu mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

B.     Jenis-Jenis Kegiatan Bisnis
Jika ditinjau dari motifnya, bisnis dapat dibedakan menjadi dua yaitu:    .
1.      Bisnis yang berorientasi keuntungan (profit oriented atau profit motive). Contoh: perusahaan perorangan, CV, Firma, PT, dsb.
2.      Bisnis yang tidak berorientasi keuntungan atau nirlaba (non profit oriented atau non profit motive). Contoh: yayasan, organisasi sosial, lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya.
Jika ditinjau dari jenis kegiatannya, bisnis dapat dibedakan menjadi 4 (empat) jenis, yaitu:


1.      Bisnis Ekstraktif
Bisnis ekstraktif adalah bisnis yang bergerak dalam jenis kegiatan pertambangan atau menggali bahan-bahan tambang yang terkandung di dalam perut bumi. Contohnya: pabrik semen, timah, nikel, dan lain-lain.
2.      Bisnis Agraris
Bisnis Agraris adalah bisnis yang bergerak di bidang pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, dan kehutanan.
3.      Bisnis Industri
Bisnis industri adalah bisnis yang bergerak di bidang industri manufaktur, misalnya industri tekstil, garmen, mesin, dan Iain-lain.
4.      Bisnis Jasa
Bisnis jasa adalah bisnis yang bergerak di bidang jasa yang menghasilkan produk-produk tidak berwujud, seperti jasa perbankan, kecantikan, dan lain sebagainya.
Jika ditinjau dari nilai kegunaan, bisnis dapat menciptakan empat nilai kegunaan, yaitu:
1.      Nilai guna bentuk (form utility)
Bisnis yang menciptakan nilai bentuk (form utility) adalah bisnis yang berusaha untuk mengubah suatu benda sehingga menjadi lebih bermanfaat bagi manusia (masyarakat). Contoh: perusahaan meubel, keramik, dan lain lain.
2.      Nilai guna tempat (place utility)
Bisnis ini menciptakan kegunaan tempat yang berupa memindahkan sesuatu dari suatu tempat yang kurang bermanfaat dipindahkan ke tempat lain yang lebih bermanfaat. Perusahaan ini bergerak di bidang transportasi, baik orang maupun barang, baik darat, laut, maupun udara.
3.      Nilai guna waktu (time utility)
Bisnis ini merupakan usaha penyimpanan yang bermaksud untuk menyimpan barang dari suatu waktu yang pada saat itu kurang bermanfaat untuk nanti dikeluarkan pada saat barang tersebut lebih bermanfaat. Contoh: produk-produk hasil pertanian, misalnya cengkeh, kakao, padi, dan lain lain.
4.      Nilai guna pemilikan (possession utility)
Bisnis ini menjalankan usahanya untuk menciptakan atau memenuhi kegunaan pemilikan terhadap sesuatu barang atau jasa. Misalnya kebutuhan untuk memiliki kesehatan, kecantikan, pendidikan, keamanan.

C.    Manajemen Dalam Bisnis
Manajemen sangat penting diterapkan dalam dunia bisnis. Manajemen tidak hanya dibutuhkan dalam mengembangan bisnis, tetapi juga untuk kesuksesan tercapainya tujuan bisnis tersebut. Seorang manajer yang baik adalah manajer yang mampu mengimplementasikan fungsi manajemen dalam kegiatan operasional bisnis secara optimal.  
Beberapa alasan pentingnya mengapa manajemen harus diimplementasikan dalam seluruh kegiatan bisnis adalah :
1.      Manajemen merupakan suatu kekuatan yang mempunyai fungsi sebagai alat pemersatu, penggerak, dan pengkoordinir berbagai kegiatan bisnis.
2.      Manajemen merupakan sistem kerja yang rasional dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Sistem tersebut akan menghasilkan kinerja operasional bisnis yang efektif dan efisien.
3.      Manajemen mempunyai prinsip-prinsip yang universal sehingga dapat dipergunakan dalam setiap kegiatan operasional bisnis tanpa mengubah budaya organisasi yang ada.
4.      Manajemen merupakan kemampuan atau keahlian pegawai untuk mengelola segala aktivitas yang terjadi di lingkungan bisnis, sehingga dapat mendeteksi, menyesuaikan, serta menghadapi berbagai perubahan yang terjadi, baik perubahan teknologi, lingkungan persaingan, maupun tuntutan perkembangan yang lebih luas.
5.      Manajemen akan menciptakan kegiatan operasional bisnis yang akan membawa organisasi kepada kedudukan yang lebih tinggi dan dihargai, karena merupakan salah satu faktor produksi yang sangat diperlukan organisasi.
6.      Manajemen merupakan suatu profesi untuk dapat menangani dengan tepat kegiatan operasional bisnis. Dengan manajemen, akan terdapat pengaturan yang tepat bagi bisnis.[3]
Manfaat manajemen bagi kegiatan bisnis sangatlah besar. Manajemen sangat penting karena merupakan keahlian dari seorang manajer atau pimpinan dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam bisnis melalui mekanisme sistem yang dapat dipergunakannya. Manajemen yang terorganisir dengan baik akan mempengaruhi keberlangsungan kegiatan, dengan adanya manajemen maka kegiatan bisnis akan berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang telah direncakan untuk kesuksesan kegiatan bisnis tersebut.

D.    Unsur-Unsur Dalam Manajemen
Manajamen mengkombinasikan secara efektif bakat orang dan mendayagunakannya untuk mencapai tujuan. G R Terry (1997) menyebut unsur manajemen dengan istilah “Enam M”. Unsur-unsur manajemen tersebut perlu disenergikan agar tujuan organisasi bisa tercapai dengan efektif dan efisien. “Enam M” yang dimaksud adalah :
1.      Tenaga Kerja (Men)
Tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja eksekutif maupun operatif. Merupakan unsur yang berperan penting dalam pelaksanaan manajemen. Manusia berfungsi bukan hanya sebagai perencana, pelaksana, pengaktualisasi, namun juga pengawas.
2.      Dana (Money)
Uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dana digunakan sebagai modal pembiayaan atas berbagai kepentingan yang berkaitan dengan tujuan dan hasil yang ingin dicapai.
3.      Metode (Methods)
Cara-cara yang dipergunakan dalam usaha mencapai tujuan. Metode biasanya disusun secara sistematis sehingga pencapaian tujuan dan hasil yang diinginkan lebih mudah untuk dicapai.
4.      Material (Materials)
Bahan-bahan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan dan hasil seperti apa yang diinginkan.
5.      Mesin (Machines)
Mesin-mesin atau alat-alat yang digunakan untuk mencapai tujuan serta untuk memberikan hasil yang maksimal. Saat ini peranan mesin sangat penting dan meningkat seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan manusia. Bahkan mesin bukan lagi hanya berkaitan dengan alat, namun juga berkaitan dengan keunggulan yang dimiliki dibanding dengan pesaing.
6.      Pasar (Markets)
Pasar untuk menjual hasil. Dalam hal ini, pasar berkenaan dengan pelanggan. Saat ini kebutuhan pelanggan semakin banyak dan kompleks, sehingga produsen harus semakin kreatif dalam mengahasilkan produknya. [4]


E.     Peran Manajer
Manajer adalah orang yang memiliki tanggung jawab penuh dalam seluruh kegiatan bisnis. Dalam bisnis kecil mungkin cukup dengan satu manajer umum, tetapi untuk bisnis dengan skala besar kemungkinan harus ada beberapa manajer yang bertanggungjawab dalam tugas yang berbeda-berbeda. 
Tingkatan manajer yang umum dikenal mulai dari level bawah hingga atas yaitu :
1.      Manajemen Lini Pertama (First Line Management)
Disebut juga dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi  pegawai non manajerial yang terlibat dalam proses operasional organisasi.
2.      Manajemen Tingkat Menengah (Middle Management)
Mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung di antara keduanya.
3.      Manejemen Puncak (Top Management)
Dikenal dengan istilah executive officer. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi organisasi secara umumdan mengarahkan jalannya organisasi.[5]

  1. Bisnis Sebagai Ibadah
Dalam Islam bisnis termasuk kegiatan mu’amalah artinya kegiatan yang berhubungan dengan sesama manusia. Umat Islam dalam bermuamalah sangat penting untuk menghidupkan semangat Islam dalam amal dan ibadah sosial.
Peran pengusaha Islam dalam upaya pemerataan ekonomi tentunya sangat diharapkan, bahkan harus mampu menjadi aktor pembangunan ekonomi mengingat penduduk Indonesia didominasi oleh umat Islam, dan juga sebagian besar rakyat miskin itu adalah umat Islam. Perbaikan dan pemerataan tidak akan pernah terjadi apabila umat Islam sendiri tidak dengan sadar untuk mengusahakannya. [6]
Bagi seorang muslim, memberantas kemiskinan itu bernilai ibadah sosial, dan kewajiban yang menyangkut nilai dan bobot keagamaan seseorang. Rasulullah saw mengingatkan bahwa kemiskinan nyaris mengakibatkan kekufuran.
a.       Berbisnis dengan Model Syariah
Syariah mengatur yang diperbolehkan dan yang dilarang. Landasan syariah adalah kebijaksanaan dan kebahagiaan manusia di dunia dan di akherat. Tujuan syariah yang paling benar adalah memajukan kesejahteraan manusia yang terletak pada jaminan atas  keyakinan, intelektual, harta dan masa depannya.
Target-target yang ingin dicapai dalam bisnis dengan model syariah diantaranya adalah :
b.      Mencari profit dalam bentuk materi yang sebanyak-banyaknya dengan cara yang halal bukan dengan cara yang haram dan bukan pula dengan menghalalkan segala cara.
c.       Mencari manfaat non materi baik internal maupun eksternal seperti persaudaraan, silaturahmi, kepedulian sosial Islam yaitu membuka kesempatan kerja,  dan bersedekah, yang semuanya dapat menjadi sarana secara bersama-sama untuk mendekatkan diri kepada Allah.
d.      Pertumbuhan, bisnis yang baik adalah bisnis yang secara terus-menerus dapat meningkat dari tahun ke tahun, caranya dengan meningkatkan kualitas produksi atau pelayanan, investasi syariah seperti mengeluarkan zakat dilanjutkan dengan sedekah dan infak.
e.       Keberlangsungan, orientasi bisnis yang benar adalah adanya keberlangsungan jangka panjang.
f.       Keberkahan, adalah faktor yang paling penting dalam bisnis syariah. Banyak bisnis yang muncul suskes yang hanya dalam waktu 1-2 tahun menghasilkan aset 7 sampai 10 miliar, tetapi ketika memasuki tahun ke-3 tidak mampu lagi membayar pegawainya, tidak hanya itu keluarganya pun berantakan, rumah sakit menjadi langganan, anak terserang virus narkoba dan lain sebagainya, itulah contoh bisnis yang dibangun  bukan dengan syariah Allah.[7]
Sebaliknya bisnis yang dibangun dengan standar syariah Allah, terlihat hanya berjualan gorengan pisang, gorengan ubi dan lain sebagainya, tetapi karena ada berkah Allah didalamnya, bisnis yang kecil itu mampu memberikan ketenangan batin, keluarganya sakinah, pendidikan anak lancar. Caranya sederhana, yaitu niatkan dengan ikhlas dalam membangun bisnis semata untuk mencari ridha Allah, berdoa dalam setiap shalat, perbanyak bersyukur dengan bacaan hamdallah, lanjutkan dengan banyak membaca istighfar, jangan malas untuk berinfak, sedekah dan shalat wajib, shalat dhuha, serta shalat tahajud.
g.      Berbisnis dengan Motivasi Ibadah
Dalam syariat Islam, kekayaan dianggap amat penting untuk dapat menjalankan ketentuan-ketentuan Allah. Ada dua rukun Islam yang mensyaratkan kemampuan ekonomi yang cukup, yaitu zakat dan haji. Rasulullah menegaskan “bahwa kemiskinan dapat menjadikan orang kufur”. Hal ini berarti  bahwa kemiskinan yang terjadi merupakan ancaman terhadap iman, dan banyak kasus seorang Islam pindah agama karena alasan satu paket sembako. Oleh karena itu mari kita tanamkan dalam diri kita untuk menjadi seorang muslim yang bisa memerangi kemiskinan yang masih menimpa banyak umat Islam.
Islam mengajarkan kepada setia muslim bekerja keras untuk meraih kebahagiaan di dunia sebagai jembatan menuju akherat. Islam melaknat segala bentuk kebatilan, termasuk penjajahan karena penjajah bukan hanya mengeksploitasi kekayaan alam namun juga manusiannya. Untuk itulah umat Islam dituntut untuk selalu tampil sebagai tokoh dalam berbagai pergerakan mengusir penjajah hingga masyarakat Islam dapat menikmati hidup merdeka seperti sekarang ini, walaupun sebenarnya belum merdeka sepenuhnya.
Motivasi yang diajarkan oleh Islam adalah semangat untuk beribadah yang kuat, bekerja keras untuk mencari ridha Allah. Dengan giat bekerja inilah umat Islam akan hidup dan kuat. Islam selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu bergairah, optimis dalam menjalani hidup, bukan menjadi makhluk yang lemah, pemalas, bodoh, dan miskin. [8]
Dalam QS. Al-Kahfi:7-8 Allah SWT berfirman :
Ø¥ِÙ†َّا جَعَÙ„ْÙ†َا Ù…َا عَÙ„َÙ‰ الْØ£َرْضِ زِينَØ©ً Ù„َÙ‡َا Ù„ِÙ†َبْÙ„ُÙˆَÙ‡ُÙ…ْ Ø£َÙŠُّÙ‡ُÙ…ْ Ø£َØ­ْسَÙ†ُ عَÙ…َÙ„ًا
 ÙˆَØ¥ِÙ†َّا Ù„َجَاعِÙ„ُونَ Ù…َا عَÙ„َÙŠْÙ‡َا صَعِيدًا جُرُزًا
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya, dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus”
Ayat ini menjelaskan kepada manusia bahwa bumi ini hanya sebagai tempat bagi manusia-manusia terbaiknya untuk mencari dan mengembangkan fasilitas ibadah dan amaliah, manusia diperbolehkan untuk mengeksplorasi bumi dan isinya demi kepentingan ibadah.

  1. Sumber Daya Manusia Dalam Bisnis
Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sumber daya manusia dalam bisnis meliputi :

1.      Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja
Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual.[9] Seseorang bergerak dipengaruhi oleh dua hal yaitu kemampuan dan motivasi. Terdapat empat asumsi dasar dalam motivasi, diantaranya adalah :
a.       Motivasi adalah hal-hal yang baik.
b.      Motivasi adalah satu dari beberapa faktor yang menentukan prestasi kerja seseorang.
c.       Motivasi bisa habis dan perlu ditambah suatu waktu.
d.      Motivasi adalah alat yang dapat dipakai manajemen untuk mengatur hubungan pekerjaan dalam organisasi.[10]
Kepuasan kerja merupakan hasil persepsi para karyawan tentang seberapa baik pekerjaan seseorang memberikan segala sesuatu yang dipandang sebagai suatu yang penting melalui hasil kerjanya. Terdapat tiga penyebab utama kepuasan kerja, yaitu faktor organisasional (gaji, peluang, promosi, kebijakan dan kondisi pekerjaan), faktor kelompok (supervisors), dan faktor personal (kebutuhan).[11]
2.      Kepemimpinan dalam Bisnis
Kepemimpinan adalah masalah pokok dalam organisasi. Banyak contoh yang menunjukkan bahwa suatu organisasi menjadi unggul terutama karena faktor kepemimpinan. Sebaliknya banyak organisasi yang jatuh karena faktor kepemimpinan. Oleh karena itu kepemimpinan ini sangatlah penting dalam sebuah organisasi atau bisnis.[12]

3.      Mengelola SDM dan Ketenagakerjaan
Dalam mengelola SDM dan ketenagakerjaan ini setidaknya ada dua hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah :
a.       Staffing
Staffing adalah kegiatan pengelolaan sumber daya manusia yang berupa penempatan sumber daya manusia pada unit organisasi  yang sesuai dengan karakteristik pekerjannya. Staffing ini tentunya dilakukan setelah proses seleksi selesai dilakukan dengan baik dan benar. Staffing akan mampu membawa hasil yang baik bagi perusahaan dalam arti mampu berdampak positif manakala proses seleksi dilakukan sesuai dengan perencanaan sumber daya manusia yang disusun secara baik dan benar.
Keberhasilan staffing menjadi kunci pembuka keberhasilan perusahaan, karena keberhasilan terletak pada kemampuan sumber daya manusia dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki dan bisa diusahakan oleh perusahaan untuk dimanfaatkan meningkatkan nilai tambah perusahaan.
Staffing yang benar akan terhindar dari penyakit-penyakit SDM seperti kemalasan, tumpulnya kreatifitas, tumpang tindih pekerjaan, dan lain sebagainya. Artinya dengan staffing yang benar dapat memudahkan pengelolaan sumber daya manusia dalam mencapai tujuan perusahaan.
b.      Pelatihan dan Pengembangan
Belakangan ini banyak yang mengeluh tentang rendahnya produktifitas kerja karyawan, penyebabnya antara lain adalah :
1)      Rendahnya pendidikan yang dimiliki karyawan.
2)      Disiplin kerja belum membudaya.
3)      Kurangnya pelatihan yang terpogram oleh perusahaan.
Oleh sebab itu perlu bagi perusahaan untuk melakukan pelatihan dan pengembangan agar diperoleh tenaga kerja yang lebih berpengatahuan, lebih terampil, dan lebih mampu. Tujuan pelatihan dan pengembangan adalah :
1)      Meningkatkan efisiensi.
2)      Pekerjaan diharapkan lebih cepat dan mencapai sasaran.
3)      Menekan kesalahan-kesalahan dalam bekerja, menekan pemborosan waktu dan bahan serta menjamin mutu produk.
4)      Menekan kerusakan alat dan mesin karena salah pakai, salah prosedur, atau tidak sesuai dengan petunjuk kerja.
5)      Meningkatkan kepuasan kerja karyawan.[13]

  1. Studi Kelayakan Bisnis Aspek Sumber Daya Manusia
Tujuan studi kelayakan bisnis sumber daya manusia adalah untuk mengetahui apakah dalam pembangunan dan implementasi bisnis diperkirakan layak atau tidak layak dilihat dari ketersediaan sumber daya manusia.
Dalam aspek sumber daya manusia hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah :
1.      Analisis jumlah karyawan yang dibutuhkan.
Para manajer hendaknya mempertimbangkan beberapan faktor, beberapa faktor yang perlu diperhatikan adalah :
a.       Perputaran tenaga kerja.
b.      Keputusan untuk meningkatkan mutu produk untuk masuk ke pasar baru.
c.       Kualitas dan sifat karyawan yang sudah ada.
d.      Perubahan teknologi.
e.       Sumberdaya keungan perusahaan.
2.      Penentuan analisis jabatan.
Analisis jabatan adalah prosedur untuk menetapkan tugas dan keterampilan dari suatu jabatan dan orang seperti apa yang akan dipekerjakan pada pekerjaan seperti itu.  Analisis ini menghasilkan tentang tuntutan jabatan, yang selanjutnya digunakan untuk mengembangkan uraian jabatan.
3.      Rekrutment, seleksi dan orientasi.
Prosedur pengangkatan akan memberikan hasil yang terbaik jika didasarkan pada analisa pekerjaan, perencanaan tenaga kerja dan penarikan tenaga. Analisa pekerjaan melalui spesifikasi pekerjaan memberitahukan kepada kita jenis orang yang perlu untuk memenuhi tanggung jawab pekerjaan dengan tepat.
Dalam proses seleksi, diantaranya :
a.       Kriteria seleksi ditetapkan yang biasanya didasarkan pada persyaratan jabatan yang sekarang dan dimasa depan.
b.      Calon diminta melengkapi formulir lamaran.
c.       Testing kualifikasi calon.
d.      Wawancara formal yang dilakukan oleh manajer.
e.       Pengecekan informasi.
f.       Ujian kesehatan.
Orientasi meliputi pengenalan pegawai baru pada perusahaan, fungsinya, tugas-tugasnya, dan orang-orangnya.
4.      Program pelatihan dan pengembangan.
5.      Penentuan prestasi kerja.
6.      Pengembangan karir.
7.      Keselamatan kerja.
8.      Pensiun.
9.      Pemecatan.
Dari studi kelayakan bisnis sumber daya manusia ini setidaknya mendapatkan hasil diantaranya mampu membedakan antara merencanakan sumber daya manusia dalam pembangunan proyek bisnis dan sumber daya manusia dalam implementasi bisnis, menentukan kelayakan tiap unsur manajemen sumber daya manusia, kebijakan rekrutment, seleksi dan orientasi terbaik, penentuan produktifitas kerja, rencana pelatihan dan pengembangan, penentuan prestasi kerja dan perencanaan karier yang jelas, keselamatan dan kesehatan kerja, dan mekanisme pemutusan hubungan kerja yang jelas.[14]

  1. Kewirausahaan  
Wirausaha adalah seseorang yang mampu melihat peluang, mengatur langkah-langkah dan strategi untuk mengisi peluang tersebut sehingga menguntungkan. Umat muslim merupakan konsumen terbesar di Indonesia. Seandainya umat muslim sadar untuk memberdayakan ekonomi dan bisnis syariah, maka tentu umat muslim akan sejahtera. Umat muslim perlu berwirausaha, dengan banyaknya wirausaha muslim diharapkan rizki yang menumpuk akan menetas ke bawah sehingga mampu membawa kemakmuran bagi kaun dhuafa. Sebab orang muslim tidak dibenarkan untuk menumpuk-numpuk harta, wajib mengeluarkan hak bagi kaum fakir dan miskin.
Peluang untuk menjadi wirausaha masih sangat terbuka, sebab wirausaha di negara Indonesia ini masih sangat kurang jumlahnya. PBB menyatakan bahwa suatu negara akan mampu membangun apabila memiliki wirausaha sebanyak 2% dari jumlah penduduknya. Jadi negara kita ini memerlukan kurang lebih empat juta wirausahawan. Wirausahawan memang cukup banyak, namun belum mencapai angkat empat juta, dan sebagian besar dari mereka adalah wirausaha kecil yang mutu yang bisnisnya masih naik turun.


Beberapa faktor seseorang berwirausaha adalah :
1.      Individu
Menyangkut aspek-aspek kepribadian yang ada pada diri seseorang, misalnya orang rajin, mau kerja keras, percaya diri, bisa dipercaya, jujur, bisa bergaul dengan orang lain, dan sebagainya.
2.      Sosiologis
Artinya partisipasi dari keluarga, mereka mau membantu dan sangat menyokong kegiatan wirausaha tersebut.
3.      Lingkungan 
Artinya ada lingkungan yang kondusif, lingkungan yang dapat dicontoh, dan menjadi tempat belajar, mencari pengalaman dalam berebisnis.[15]




PENUTUP

  1. Kesimpulan
1.      Seorang pebisnis tidak hanya dituntut untuk memiliki keberanian dalam mengambil tindakan bisnis, namun juga pengetahuan dan wawasan yang mendukung, sehingga keputusan bisnis yang diambil bisa diminimalkan resikonya, dan dioptimalkan keuntungannya.
2.      Bisnis mempunyai jenisnya macam-macam, tergantung minat kita mau mengembangkan bisnis dalam skala apa dan dala jenis apa.
3.      Manajer dalah seorang memiliki tanggung jawab terhadap seluruh bagian dalam kegiatan bisnis.
4.      Dalam Islam bisnis termasuk kegiatan mu’amalah artinya kegiatan yang berhubungan dengan sesame manusia. Umat Islam dalam bermuamalah sangat penting untuk menghidupkan semangat Islam dalam amal dan ibadah social.
5.      Studi kelayakan bertujuan untuk mengetahui apakah dalam pembangunan dan implementasi bisnis diperkirakan layak atau tidak layak dilihat dari ketersediaan sumber daya manusia.
6.      Wirausaha adalah seseorang yang mampu melihat peluang, mengatur langkah-langkah dan strategi untuk mengisi peluang tersebut sehingga menguntungkan. Umat muslim merupakan konsumen terbesar di Indonesia.



DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2014. Manajemen Bisnis Syariah Menanamkan Nilai dan Praktik Syariah dalam Bisnis Kontemporer. Bandung: Alfabeta.
Hasan, Ali. 2009. Manajemen Bisnis Syariah Kaya Di Dunia Terhormat Di Akhirat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Herlianto, Didit. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Imam Wahjono, Sentot. 2010. Bisnis Modern. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Johan, Suwinto. 2011. Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Robbins, Stephen P. 2003. Organizational Behavior. Jakarta: Indeks.
Stoner, James AF. 2000. Management. Jakarta: Prenhalindo.
                                                                                                                                                                                                                                       


[1] Suwinto Johan, Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), hlm. 6
[2] Buchari Alma, Manajemen Bisnis Syariah Menanamkan Nilai dan Praktik Syariah dalam Bisnis Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 111-112
[3] Buchari Alma, Manajemen Bisnis Syariah Menanamkan Nilai dan Praktik Syariah dalam Bisnis Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 113-114
[4] Buchari Alma, Manajemen Bisnis Syariah Menanamkan Nilai dan Praktik Syariah dalam Bisnis Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 116-117
[5] Buchari Alma, Manajemen Bisnis Syariah Menanamkan Nilai dan Praktik Syariah dalam Bisnis Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 122
[6] Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syariah Kaya Di Dunia Terhormat Di Akhirat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 3
[7] Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syariah Kaya Di Dunia Terhormat Di Akhirat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 6
[8] Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syariah Kaya Di Dunia Terhormat Di Akhirat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 112-114
[9] Stephen P. Robbins, Organizational Behavior, (Jakarta: Indeks, 2003), hlm. 208
[10] James AF Stoner, Management, (Jakarta: Prenhalindo, 2000), hlm. 134
[11] Sentot Imam Wahjono, Bisnis Modern, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 75-88
[12] Ibid, hlm. 93
[13] Ibid, hlm. 119
[14] Didit Herlianto, Studi Kelayakan Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hlm. 25-31
[15] Buchari Alma, Manajemen Bisnis Syariah Menanamkan Nilai dan Praktik Syariah dalam Bisnis Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 135-136

No comments:
Write comments

Translate

Flag Counter

Followers