Bisnis
tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, bahkan bisnis merupakan salah
satu kegiatan yang populer dalam kehidupan sehari-hari manusia, dan kegiatan ini tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Setiap
hari manusia melakukan bisnis, bisa berperan sebagai produsen, konsumen, maupun perantara.
Bisnis
bukan merupakan hal yang baru dalam kehidupan manusia, karena
telah berlangsung sejak empat belas abad yang lalu. Hal ini tidaklah
mengejutkan karena Islam sebagai agama yang dianut menganjurkan umatnya untuk
melakukan kegiatan bisnis. Umat Islam mempunyai suri tauladan dalam praktik
bisnis, yaitu figur Rasulullah SAW.
Beliau merupakan role model atau
rujukan dalam berbisnis. Praktik bisnis yang dibangun Rasulullah mempunyai ciri
khas benar (siddiq), amanah, fathonah, tabligh, dan berani (syaja’ah).
Apabila
seseorang ingin sukses dalam hidupnya, maka mulailah
dengan berbisnis dari sejak dini. Artinya belajar berbisnis bisa dimulai dari
kecil dengan melakukan hal-hal sederhana terlebih dahulu. Orang yang bisa
berbisnis artinya orang tersebut dapat mengambil peluang yang ada, peluang itu
lalu di manfaatkan guna menjalankan praktik bisnis tersebut.
Bisnis
dapat dilakukan dalam banyak hal, tergantung mau fokus atau memilih bidang apa
yang akan ditekuni dalam dunia bisnis tersebut. Setiap orang pada dasarnya
mempunyai kesempatan untuk menjalankan kegiatan bisnis tersebut, tetapi
terkadang setiap orang tidak mau mengambangkannya. Lebih memilih sebagai
karyawan ataupun pegawai di salah satu instansi dengan hasil yang pasti. Bisnis
dapat dikaitkan juga dengan kewirausahaan, dengan berwirausaha maka seseorang
akan memiliki usaha sendiri yang digeluti bahkan bisa menjadi lapangan
pekerjaan bagi orang lain.
Dalam
makalah ini akan penulis sajikan tentang bisnis menjadi
unsur penting dalam MSDM.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bisnis
Bisnis didefinisikan sebagai sebuah kegiatan atau
aktivitas yang mengalokasikan sumber-sumber daya yang dimiliki ke dalam suatu
kegiatan produksi yang menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan bisa dipasarkan kepada konsumen agar dapat
memperoleh keuntungan atau pengembalian hasil sesuai
dengan keinginan.[1] Bisnis
menurut Hughes dan Kapoor ialah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisir untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna
mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut Brown dan
Petrello menyatakan bisnis merupakan suatu lembaga yang menghasilkan barang dan
jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat, termasuk jasa dari pihak pemerintah dan swasta
yang disediakan untuk melayani anggota masyarakat.[2]
Bisnis berarti sejumlah total usaha yang meliputi
pertanian, produksi, konstruksi, distribusi, transportasi, komunikasi, usaha
jasa dan pemerintahan yang bergerak dalam bidang membuat dan memasarkan barang
dan jasa konsumen. Istilah bisnis ini pada umumnya dibagi ke dalam 3 hal :
1.
Bisnis Skala Kecil
Bisnis ini biasanya dilakukan oleh individu,
keluarga, atau kelompok kecil tertentu, yang menghasilkan barang dan jasa yang bisa dikonsumsi langsung dalam jumlah yang terbatas.
Dalam bisnis ini biasanya penghasilan yang
diperoleh juga kecil karena akses modal dan pemasaran yang masih terbatas. Misalnya pedagang kaki lima.
2.
Bisnis Skala Besar
Bisnis ini dimiliki oleh individu, keluarga, maupun
kelompok tertentu, yang menghasilkan barang dan jasa dalam jumlah yang besar
dan terdistribusi secara luas serta mempunyai jaringan
yang luas. Misalnya pabrik, surat kabar, hotel, dan lain
sebagainya.
3.
Bisnis dalam Struktur Ekonomi
Negara
Bisnis ini sangat luas sekali cakupannya, sebab
mencakup usaha yang dilakukan oleh pihak pemerintah dan swasta.
Berbisnis intinya adalah melakukan kegiatan jual dan
beli, yang artinya saling menukar atau tukar menukar. Jual dan beli adalah dua
kata yang dipergunakan dalam pengertian yang sama tetapi sebenarnya berbeda.
Menurut syariat jual beli adalah pertukaran harta, memindahkan hak milik dengan
ganti atas dasar saling rela dan ikhlas,
tidak ada rasa menyesal,
ataupun rasa saling tidak puas.
Muslim yang mampu mengembangkan bisnis dengan baik,
maka akan mampu memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. Selain itu
dengan berbisnis, seorang muslim yang taat akan mampu memberikan gambaran bahwa
ajaran Islam mampu diterapkan secara menyeluruh dan akan menciptakan
manusia-manusia yang memiliki etos kerja yang baik, mampu mengembangkan sikap
jujur dalam bisnis, orientasi dan perilaku yang ditampilkannya akan mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi dengan baik, serta dapat membantu mengentaskan
kemiskinan di Indonesia.
B. Jenis-Jenis Kegiatan Bisnis
Jika
ditinjau dari motifnya, bisnis dapat dibedakan menjadi dua yaitu: .
1.
Bisnis yang berorientasi keuntungan (profit
oriented atau profit motive). Contoh: perusahaan perorangan, CV, Firma, PT,
dsb.
2.
Bisnis yang tidak berorientasi
keuntungan atau nirlaba (non profit oriented atau non profit motive). Contoh: yayasan, organisasi sosial, lembaga swadaya masyarakat, dan
sebagainya.
Jika
ditinjau dari jenis kegiatannya, bisnis dapat dibedakan menjadi 4 (empat)
jenis, yaitu:
1.
Bisnis Ekstraktif
Bisnis
ekstraktif adalah bisnis yang bergerak dalam jenis kegiatan pertambangan atau
menggali bahan-bahan tambang yang terkandung di dalam perut bumi. Contohnya:
pabrik semen, timah, nikel, dan lain-lain.
2.
Bisnis Agraris
Bisnis
Agraris adalah bisnis yang bergerak di bidang pertanian, perikanan, peternakan,
perkebunan, dan kehutanan.
3.
Bisnis Industri
Bisnis
industri adalah bisnis yang bergerak di bidang industri manufaktur, misalnya
industri tekstil, garmen, mesin, dan Iain-lain.
4.
Bisnis Jasa
Bisnis jasa
adalah bisnis yang bergerak di bidang jasa yang menghasilkan produk-produk
tidak berwujud, seperti jasa perbankan, kecantikan, dan lain sebagainya.
Jika
ditinjau dari nilai kegunaan, bisnis dapat menciptakan empat nilai kegunaan, yaitu:
1.
Nilai guna bentuk (form utility)
Bisnis yang
menciptakan nilai bentuk (form utility) adalah bisnis yang berusaha
untuk mengubah suatu benda sehingga menjadi lebih bermanfaat bagi manusia
(masyarakat). Contoh: perusahaan meubel, keramik, dan lain lain.
2.
Nilai guna tempat (place utility)
Bisnis ini
menciptakan kegunaan tempat yang berupa memindahkan sesuatu dari suatu tempat
yang kurang bermanfaat dipindahkan ke tempat lain yang lebih bermanfaat.
Perusahaan ini bergerak di bidang transportasi, baik orang maupun barang, baik
darat, laut, maupun udara.
3.
Nilai guna waktu (time utility)
Bisnis ini
merupakan usaha penyimpanan yang bermaksud untuk menyimpan barang dari suatu
waktu yang pada saat itu kurang bermanfaat untuk nanti dikeluarkan pada saat
barang tersebut lebih bermanfaat. Contoh: produk-produk hasil pertanian,
misalnya cengkeh, kakao, padi, dan lain lain.
4.
Nilai guna pemilikan (possession
utility)
Bisnis ini
menjalankan usahanya untuk menciptakan atau memenuhi kegunaan pemilikan
terhadap sesuatu barang atau jasa. Misalnya kebutuhan untuk memiliki kesehatan,
kecantikan, pendidikan, keamanan.
C.
Manajemen
Dalam Bisnis
Manajemen
sangat penting diterapkan dalam dunia bisnis. Manajemen tidak hanya dibutuhkan
dalam mengembangan bisnis, tetapi juga untuk kesuksesan tercapainya tujuan bisnis
tersebut. Seorang manajer yang baik adalah manajer yang mampu
mengimplementasikan fungsi manajemen dalam kegiatan operasional bisnis secara
optimal.
Beberapa
alasan pentingnya mengapa manajemen harus diimplementasikan dalam seluruh
kegiatan bisnis adalah :
1.
Manajemen merupakan suatu kekuatan
yang mempunyai fungsi sebagai alat pemersatu, penggerak, dan pengkoordinir
berbagai kegiatan bisnis.
2.
Manajemen merupakan sistem kerja
yang rasional dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Sistem tersebut akan
menghasilkan kinerja operasional bisnis yang efektif dan efisien.
3.
Manajemen mempunyai prinsip-prinsip
yang universal sehingga dapat dipergunakan dalam setiap kegiatan operasional bisnis tanpa mengubah budaya organisasi yang ada.
4.
Manajemen merupakan kemampuan atau
keahlian pegawai untuk mengelola segala aktivitas yang terjadi di lingkungan
bisnis, sehingga dapat mendeteksi, menyesuaikan, serta menghadapi berbagai
perubahan yang terjadi, baik perubahan teknologi, lingkungan persaingan, maupun
tuntutan perkembangan yang lebih luas.
5.
Manajemen akan menciptakan kegiatan
operasional bisnis yang akan membawa organisasi kepada kedudukan yang lebih
tinggi dan dihargai, karena merupakan salah satu faktor produksi yang sangat
diperlukan organisasi.
6.
Manajemen merupakan suatu profesi
untuk dapat menangani dengan tepat kegiatan operasional bisnis. Dengan
manajemen, akan terdapat pengaturan yang tepat bagi bisnis.[3]
Manfaat
manajemen bagi kegiatan bisnis sangatlah besar. Manajemen sangat penting karena
merupakan keahlian dari seorang manajer atau pimpinan dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi dalam bisnis melalui mekanisme sistem yang dapat
dipergunakannya. Manajemen yang terorganisir dengan baik akan mempengaruhi
keberlangsungan kegiatan, dengan adanya manajemen maka kegiatan bisnis akan
berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang telah direncakan untuk kesuksesan
kegiatan bisnis tersebut.
D.
Unsur-Unsur
Dalam Manajemen
Manajamen
mengkombinasikan secara efektif bakat orang dan mendayagunakannya untuk
mencapai tujuan. G R Terry (1997) menyebut unsur manajemen dengan istilah “Enam
M”. Unsur-unsur manajemen tersebut perlu disenergikan agar tujuan organisasi
bisa tercapai dengan efektif dan efisien. “Enam M” yang dimaksud adalah :
1.
Tenaga Kerja (Men)
Tenaga kerja
manusia, baik tenaga kerja eksekutif maupun operatif. Merupakan unsur yang
berperan penting dalam pelaksanaan manajemen. Manusia berfungsi bukan hanya
sebagai perencana, pelaksana, pengaktualisasi, namun juga pengawas.
2.
Dana (Money)
Uang yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dana digunakan sebagai modal
pembiayaan atas berbagai kepentingan yang berkaitan dengan tujuan dan hasil
yang ingin dicapai.
3.
Metode (Methods)
Cara-cara
yang dipergunakan dalam usaha mencapai tujuan. Metode biasanya disusun secara
sistematis sehingga pencapaian tujuan dan hasil yang diinginkan lebih mudah
untuk dicapai.
4.
Material (Materials)
Bahan-bahan
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan dan hasil seperti apa
yang diinginkan.
5.
Mesin (Machines)
Mesin-mesin
atau alat-alat yang digunakan untuk mencapai tujuan serta untuk memberikan
hasil yang maksimal. Saat ini peranan mesin sangat penting dan meningkat
seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan manusia. Bahkan
mesin bukan lagi hanya berkaitan dengan alat, namun juga berkaitan dengan keunggulan
yang dimiliki dibanding dengan pesaing.
6.
Pasar (Markets)
Pasar untuk
menjual hasil. Dalam hal ini, pasar berkenaan dengan pelanggan. Saat ini
kebutuhan pelanggan semakin banyak dan kompleks, sehingga produsen harus
semakin kreatif dalam mengahasilkan produknya. [4]
E.
Peran
Manajer
Manajer
adalah orang yang memiliki tanggung jawab penuh dalam seluruh kegiatan bisnis. Dalam
bisnis kecil mungkin cukup dengan satu manajer umum, tetapi untuk bisnis dengan
skala besar kemungkinan harus ada beberapa manajer yang bertanggungjawab dalam
tugas yang berbeda-berbeda.
Tingkatan
manajer yang umum dikenal mulai dari level bawah hingga atas yaitu :
1.
Manajemen Lini Pertama (First
Line Management)
Disebut juga dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen
tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi pegawai non manajerial yang terlibat dalam
proses operasional organisasi.
2.
Manajemen Tingkat Menengah
(Middle Management)
Mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan
manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung di antara keduanya.
3.
Manejemen Puncak (Top
Management)
Dikenal dengan istilah executive officer. Bertugas merencanakan kegiatan
dan strategi organisasi secara umumdan mengarahkan jalannya organisasi.[5]
- Bisnis Sebagai Ibadah
Dalam Islam bisnis termasuk kegiatan mu’amalah artinya kegiatan yang
berhubungan dengan sesama manusia. Umat Islam dalam bermuamalah sangat penting
untuk menghidupkan semangat Islam dalam amal dan ibadah sosial.
Peran
pengusaha Islam dalam upaya pemerataan ekonomi tentunya sangat diharapkan,
bahkan harus mampu menjadi aktor pembangunan ekonomi mengingat penduduk
Indonesia didominasi oleh umat Islam, dan juga sebagian besar rakyat miskin itu
adalah umat Islam. Perbaikan dan pemerataan tidak
akan pernah terjadi apabila umat Islam sendiri tidak dengan sadar untuk mengusahakannya.
[6]
Bagi seorang
muslim, memberantas kemiskinan itu bernilai ibadah sosial, dan kewajiban yang
menyangkut nilai dan bobot
keagamaan seseorang. Rasulullah saw mengingatkan bahwa kemiskinan nyaris
mengakibatkan kekufuran.
a.
Berbisnis dengan Model Syariah
Syariah mengatur yang diperbolehkan dan yang dilarang. Landasan syariah
adalah kebijaksanaan dan kebahagiaan manusia di dunia dan di akherat. Tujuan
syariah yang paling benar adalah memajukan kesejahteraan manusia yang terletak
pada jaminan atas keyakinan,
intelektual, harta dan masa depannya.
Target-target
yang ingin dicapai dalam bisnis dengan model syariah diantaranya adalah :
b.
Mencari profit dalam bentuk
materi yang sebanyak-banyaknya dengan cara yang halal bukan dengan cara yang
haram dan bukan pula dengan menghalalkan segala cara.
c.
Mencari manfaat non materi
baik internal maupun eksternal seperti persaudaraan, silaturahmi, kepedulian
sosial Islam yaitu membuka kesempatan kerja,
dan bersedekah, yang semuanya dapat menjadi sarana secara bersama-sama
untuk mendekatkan diri kepada Allah.
d.
Pertumbuhan, bisnis yang baik
adalah bisnis yang secara terus-menerus dapat meningkat dari tahun ke tahun,
caranya dengan meningkatkan kualitas produksi atau pelayanan, investasi syariah
seperti mengeluarkan zakat dilanjutkan dengan sedekah dan infak.
e.
Keberlangsungan, orientasi
bisnis yang benar adalah adanya keberlangsungan jangka panjang.
f.
Keberkahan, adalah faktor yang
paling penting dalam bisnis syariah. Banyak bisnis yang muncul suskes yang
hanya dalam waktu 1-2 tahun menghasilkan aset 7 sampai 10 miliar, tetapi ketika
memasuki tahun ke-3 tidak mampu lagi membayar pegawainya, tidak hanya itu
keluarganya pun berantakan, rumah sakit menjadi langganan, anak terserang virus
narkoba dan lain sebagainya, itulah contoh bisnis yang dibangun bukan dengan syariah Allah.[7]
Sebaliknya
bisnis yang dibangun dengan standar syariah Allah, terlihat hanya berjualan
gorengan pisang, gorengan ubi dan lain sebagainya, tetapi karena ada berkah
Allah didalamnya, bisnis yang kecil itu mampu memberikan ketenangan batin,
keluarganya sakinah, pendidikan anak lancar. Caranya sederhana, yaitu niatkan
dengan ikhlas dalam membangun bisnis semata untuk mencari ridha Allah, berdoa
dalam setiap shalat, perbanyak bersyukur dengan bacaan hamdallah, lanjutkan
dengan banyak membaca istighfar, jangan malas untuk berinfak, sedekah dan
shalat wajib, shalat dhuha, serta shalat tahajud.
g.
Berbisnis dengan Motivasi
Ibadah
Dalam syariat Islam, kekayaan dianggap amat penting untuk dapat menjalankan
ketentuan-ketentuan Allah. Ada dua rukun Islam yang mensyaratkan kemampuan
ekonomi yang cukup, yaitu zakat dan haji. Rasulullah menegaskan “bahwa
kemiskinan dapat menjadikan orang kufur”. Hal ini berarti bahwa kemiskinan yang terjadi merupakan
ancaman terhadap iman, dan banyak kasus seorang Islam pindah agama karena
alasan satu paket sembako. Oleh karena itu mari kita tanamkan dalam diri kita
untuk menjadi seorang muslim yang bisa memerangi kemiskinan yang masih menimpa
banyak umat Islam.
Islam mengajarkan kepada setia muslim bekerja keras untuk meraih
kebahagiaan di dunia sebagai jembatan menuju akherat. Islam melaknat segala
bentuk kebatilan, termasuk penjajahan karena penjajah bukan hanya mengeksploitasi
kekayaan alam namun juga manusiannya. Untuk itulah umat Islam dituntut untuk
selalu tampil sebagai tokoh dalam berbagai pergerakan mengusir penjajah hingga
masyarakat Islam dapat menikmati hidup merdeka seperti sekarang ini, walaupun
sebenarnya belum merdeka sepenuhnya.
Motivasi yang diajarkan oleh Islam adalah semangat untuk beribadah yang
kuat, bekerja keras untuk mencari ridha Allah. Dengan giat bekerja inilah umat
Islam akan hidup dan kuat. Islam selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu
bergairah, optimis dalam menjalani hidup, bukan menjadi makhluk yang lemah,
pemalas, bodoh, dan miskin. [8]
Dalam QS.
Al-Kahfi:7-8 Allah SWT berfirman :
Ø¥ِÙ†َّا
جَعَÙ„ْÙ†َا Ù…َا عَÙ„َÙ‰ الْØ£َرْضِ زِينَØ©ً Ù„َÙ‡َا Ù„ِÙ†َبْÙ„ُÙˆَÙ‡ُÙ…ْ Ø£َÙŠُّÙ‡ُÙ…ْ Ø£َØْسَÙ†ُ
عَÙ…َÙ„ًا
ÙˆَØ¥ِÙ†َّا Ù„َجَاعِÙ„ُونَ Ù…َا عَÙ„َÙŠْÙ‡َا صَعِيدًا
جُرُزًا
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi
sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka
yang terbaik perbuatannya, dan Sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan
(pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus”
Ayat ini
menjelaskan kepada manusia bahwa bumi ini hanya sebagai tempat bagi manusia-manusia
terbaiknya untuk mencari dan mengembangkan fasilitas ibadah dan amaliah,
manusia diperbolehkan untuk mengeksplorasi bumi dan isinya demi kepentingan
ibadah.
- Sumber Daya Manusia Dalam Bisnis
Dalam hal
ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sumber daya manusia dalam bisnis
meliputi :
1. Motivasi Kerja
dan Kepuasan Kerja
Motivasi adalah
kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi
yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan
individual.[9]
Seseorang bergerak dipengaruhi oleh dua hal yaitu kemampuan dan motivasi.
Terdapat empat asumsi dasar dalam motivasi, diantaranya adalah :
a. Motivasi
adalah hal-hal yang baik.
b. Motivasi
adalah satu dari beberapa faktor yang menentukan prestasi kerja seseorang.
c. Motivasi
bisa habis dan perlu ditambah suatu waktu.
d. Motivasi
adalah alat yang dapat dipakai manajemen untuk mengatur hubungan pekerjaan
dalam organisasi.[10]
Kepuasan
kerja merupakan hasil persepsi para karyawan tentang seberapa baik pekerjaan
seseorang memberikan segala sesuatu yang dipandang sebagai suatu yang penting
melalui hasil kerjanya. Terdapat tiga penyebab utama kepuasan kerja, yaitu
faktor organisasional (gaji, peluang, promosi, kebijakan dan kondisi
pekerjaan), faktor kelompok (supervisors), dan faktor personal (kebutuhan).[11]
2. Kepemimpinan
dalam Bisnis
Kepemimpinan
adalah masalah pokok dalam organisasi. Banyak contoh yang menunjukkan bahwa
suatu organisasi menjadi unggul terutama
karena faktor kepemimpinan. Sebaliknya banyak organisasi yang jatuh karena
faktor kepemimpinan. Oleh karena itu kepemimpinan ini sangatlah penting dalam
sebuah organisasi atau bisnis.[12]
3. Mengelola
SDM dan Ketenagakerjaan
Dalam
mengelola SDM dan ketenagakerjaan ini setidaknya ada dua hal yang perlu
diperhatikan, diantaranya adalah :
a. Staffing
Staffing
adalah kegiatan pengelolaan sumber daya manusia yang berupa penempatan sumber
daya manusia pada unit organisasi yang
sesuai dengan karakteristik pekerjannya. Staffing ini tentunya dilakukan
setelah proses seleksi selesai dilakukan dengan baik dan benar. Staffing akan
mampu membawa hasil yang baik bagi perusahaan dalam arti mampu berdampak
positif manakala proses seleksi dilakukan sesuai dengan perencanaan sumber daya
manusia yang disusun secara baik dan benar.
Keberhasilan
staffing menjadi kunci pembuka keberhasilan perusahaan, karena keberhasilan
terletak pada kemampuan sumber daya manusia dalam menggunakan sumber daya yang
dimiliki dan bisa diusahakan oleh perusahaan untuk dimanfaatkan meningkatkan
nilai tambah perusahaan.
Staffing
yang benar akan terhindar dari penyakit-penyakit SDM seperti kemalasan,
tumpulnya kreatifitas, tumpang tindih pekerjaan, dan lain sebagainya. Artinya
dengan staffing yang benar dapat memudahkan pengelolaan sumber daya manusia
dalam mencapai tujuan perusahaan.
b. Pelatihan
dan Pengembangan
Belakangan
ini banyak yang mengeluh tentang rendahnya produktifitas kerja karyawan,
penyebabnya antara lain adalah :
1) Rendahnya
pendidikan yang dimiliki karyawan.
2) Disiplin
kerja belum membudaya.
3) Kurangnya
pelatihan yang terpogram oleh perusahaan.
Oleh sebab
itu perlu bagi perusahaan untuk melakukan pelatihan dan pengembangan agar
diperoleh tenaga kerja yang lebih berpengatahuan, lebih terampil, dan lebih
mampu. Tujuan pelatihan dan pengembangan adalah :
1) Meningkatkan
efisiensi.
2) Pekerjaan
diharapkan lebih cepat dan mencapai sasaran.
3) Menekan
kesalahan-kesalahan dalam bekerja, menekan pemborosan waktu dan bahan serta
menjamin mutu produk.
4) Menekan
kerusakan alat dan mesin karena
salah pakai, salah prosedur, atau tidak sesuai dengan petunjuk kerja.
5) Meningkatkan
kepuasan kerja karyawan.[13]
- Studi Kelayakan Bisnis Aspek Sumber Daya Manusia
Tujuan studi
kelayakan bisnis sumber daya manusia adalah untuk mengetahui apakah dalam
pembangunan dan implementasi bisnis diperkirakan layak atau tidak layak dilihat
dari ketersediaan sumber daya manusia.
Dalam aspek
sumber daya manusia hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah :
1. Analisis
jumlah karyawan yang dibutuhkan.
Para manajer
hendaknya mempertimbangkan beberapan faktor, beberapa faktor yang perlu
diperhatikan adalah :
a. Perputaran
tenaga kerja.
b. Keputusan
untuk meningkatkan mutu produk untuk masuk ke pasar baru.
c. Kualitas dan
sifat karyawan yang sudah ada.
d. Perubahan
teknologi.
e. Sumberdaya
keungan perusahaan.
2. Penentuan
analisis jabatan.
Analisis
jabatan adalah prosedur untuk menetapkan tugas dan keterampilan dari suatu
jabatan dan orang seperti apa yang akan dipekerjakan pada pekerjaan seperti
itu. Analisis ini menghasilkan tentang
tuntutan jabatan, yang selanjutnya digunakan untuk mengembangkan uraian
jabatan.
3. Rekrutment,
seleksi dan orientasi.
Prosedur
pengangkatan akan memberikan hasil yang terbaik jika didasarkan pada analisa
pekerjaan, perencanaan tenaga kerja dan penarikan tenaga. Analisa pekerjaan
melalui spesifikasi pekerjaan memberitahukan kepada kita jenis orang yang perlu
untuk memenuhi tanggung jawab pekerjaan dengan tepat.
Dalam proses
seleksi, diantaranya :
a. Kriteria
seleksi ditetapkan yang biasanya didasarkan pada persyaratan jabatan yang
sekarang dan dimasa depan.
b. Calon diminta
melengkapi formulir lamaran.
c. Testing
kualifikasi calon.
d. Wawancara
formal yang dilakukan oleh manajer.
e. Pengecekan
informasi.
f. Ujian
kesehatan.
Orientasi
meliputi pengenalan pegawai baru pada perusahaan, fungsinya, tugas-tugasnya,
dan orang-orangnya.
4. Program
pelatihan dan pengembangan.
5. Penentuan
prestasi kerja.
6. Pengembangan
karir.
7. Keselamatan
kerja.
8. Pensiun.
9. Pemecatan.
Dari studi
kelayakan bisnis sumber daya manusia ini setidaknya mendapatkan hasil diantaranya
mampu membedakan antara
merencanakan sumber daya manusia dalam pembangunan proyek bisnis dan sumber
daya manusia dalam implementasi bisnis, menentukan kelayakan tiap unsur
manajemen sumber daya manusia, kebijakan rekrutment, seleksi dan orientasi
terbaik, penentuan produktifitas kerja, rencana pelatihan dan pengembangan,
penentuan prestasi kerja dan perencanaan karier yang jelas, keselamatan dan
kesehatan kerja, dan mekanisme pemutusan hubungan kerja yang jelas.[14]
- Kewirausahaan
Wirausaha
adalah seseorang yang mampu melihat peluang, mengatur langkah-langkah dan
strategi untuk mengisi peluang tersebut sehingga menguntungkan. Umat muslim
merupakan konsumen terbesar di Indonesia. Seandainya umat muslim sadar untuk
memberdayakan ekonomi dan bisnis syariah, maka tentu umat muslim akan
sejahtera. Umat muslim perlu berwirausaha, dengan banyaknya wirausaha muslim
diharapkan rizki yang menumpuk akan menetas ke bawah sehingga mampu membawa
kemakmuran bagi kaun dhuafa. Sebab orang muslim tidak dibenarkan untuk
menumpuk-numpuk harta, wajib mengeluarkan hak bagi kaum fakir dan
miskin.
Peluang
untuk menjadi wirausaha masih sangat terbuka, sebab wirausaha di negara
Indonesia ini masih sangat kurang jumlahnya. PBB menyatakan bahwa suatu negara
akan mampu membangun apabila memiliki wirausaha sebanyak 2% dari jumlah penduduknya.
Jadi negara kita ini memerlukan kurang lebih empat juta wirausahawan.
Wirausahawan memang cukup banyak, namun belum mencapai angkat empat juta, dan
sebagian besar dari mereka adalah wirausaha kecil yang mutu yang bisnisnya
masih naik turun.
Beberapa
faktor seseorang berwirausaha adalah :
1. Individu
Menyangkut
aspek-aspek kepribadian yang ada pada diri seseorang, misalnya orang rajin, mau
kerja keras, percaya diri, bisa dipercaya, jujur, bisa bergaul dengan orang
lain, dan sebagainya.
2. Sosiologis
Artinya
partisipasi dari keluarga, mereka mau membantu dan sangat menyokong kegiatan
wirausaha tersebut.
3. Lingkungan
Artinya ada
lingkungan yang kondusif, lingkungan yang dapat dicontoh, dan menjadi tempat
belajar, mencari pengalaman dalam berebisnis.[15]
PENUTUP
- Kesimpulan
1. Seorang
pebisnis tidak hanya dituntut untuk memiliki keberanian dalam mengambil
tindakan bisnis, namun juga pengetahuan dan wawasan yang mendukung, sehingga
keputusan bisnis yang diambil bisa diminimalkan resikonya, dan dioptimalkan
keuntungannya.
2. Bisnis
mempunyai jenisnya macam-macam, tergantung minat kita mau mengembangkan bisnis
dalam skala apa dan dala jenis apa.
3. Manajer
dalah seorang memiliki tanggung jawab terhadap seluruh bagian dalam kegiatan
bisnis.
4. Dalam Islam bisnis termasuk kegiatan mu’amalah artinya kegiatan yang
berhubungan dengan sesame manusia. Umat Islam dalam bermuamalah sangat penting
untuk menghidupkan semangat Islam dalam amal dan ibadah social.
5. Studi
kelayakan bertujuan untuk mengetahui apakah dalam pembangunan dan implementasi
bisnis diperkirakan layak atau tidak layak dilihat dari ketersediaan sumber
daya manusia.
6. Wirausaha
adalah seseorang yang mampu melihat peluang, mengatur langkah-langkah dan
strategi untuk mengisi peluang tersebut sehingga menguntungkan. Umat muslim
merupakan konsumen terbesar di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2014. Manajemen
Bisnis Syariah Menanamkan Nilai dan Praktik Syariah dalam Bisnis Kontemporer.
Bandung: Alfabeta.
Hasan, Ali. 2009. Manajemen
Bisnis Syariah Kaya Di Dunia Terhormat Di Akhirat. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Herlianto, Didit. 2009. Studi
Kelayakan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Imam Wahjono, Sentot. 2010. Bisnis
Modern. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Johan, Suwinto. 2011. Studi
Kelayakan Pengembangan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Robbins, Stephen P. 2003. Organizational
Behavior. Jakarta: Indeks.
Stoner, James AF. 2000. Management.
Jakarta: Prenhalindo.
[1] Suwinto Johan, Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), hlm. 6
[2] Buchari Alma, Manajemen Bisnis Syariah Menanamkan Nilai dan Praktik
Syariah dalam Bisnis Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 111-112
[3] Buchari Alma, Manajemen Bisnis Syariah Menanamkan Nilai dan Praktik
Syariah dalam Bisnis Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 113-114
[4] Buchari Alma, Manajemen Bisnis Syariah Menanamkan Nilai dan Praktik
Syariah dalam Bisnis Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 116-117
[5] Buchari Alma, Manajemen Bisnis Syariah Menanamkan Nilai dan Praktik
Syariah dalam Bisnis Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 122
[6] Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syariah Kaya Di Dunia Terhormat Di
Akhirat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 3
[7] Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syariah Kaya Di Dunia Terhormat Di
Akhirat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 6
[8] Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syariah Kaya Di Dunia Terhormat Di
Akhirat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 112-114
[9] Stephen P. Robbins, Organizational Behavior, (Jakarta: Indeks,
2003), hlm. 208
[10] James AF Stoner, Management, (Jakarta: Prenhalindo, 2000), hlm.
134
[11] Sentot Imam Wahjono, Bisnis Modern, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010), hlm. 75-88
[12] Ibid, hlm. 93
[13] Ibid, hlm. 119
[14] Didit Herlianto, Studi Kelayakan Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009), hlm. 25-31
[15] Buchari Alma, Manajemen Bisnis Syariah Menanamkan Nilai dan Praktik
Syariah dalam Bisnis Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 135-136
No comments:
Write comments