Tuesday, November 4, 2014

Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP/MTS


  1. Identifikasi kebutuhan  dengan pendekatan  secara psikologis, sosiologis dan religious.
Pada jenjang sekolah SMP/MTS ini, guru agama Islam harus lebih memberikan perhatian, bimbingan, serta pengawasan yang lebih kepada setiap siswa-siswinya. Hal ini dilakukan karena pada jenjang pendidikan ini siswa-siswi sedang dalam perubahan dari masa kanak-kanak menjadi remaja, atau dikatakan sebagai masa puber. Masa puber ditandai dengan perubahan yang mencolok dari masa kanak-kanak, misalnya sudah bisa mengenal lawan jenis, bahkan sudah bisa merasakan rasa sayang atau cinta kepada lawan jenis. Tidak hanya itu, perubahan dari segi biologis juga mencolok, misal yang laki-laki sudah mimpi basah atau yang perempuan sudah menstruasi. Disini pergaulan peserta didik mulai ada peningkatan, disinilah peran guru agama Islam harus lebih bisa dalam memahami, membimbing, serta mengarahkan peserta didik ke hal-hal yang baik dan bermanfaat, karena kebanyakan masa remaja atau puber ini ditandai dengan hal-hal yang kurang baik dilakukan oleh para peserta didik.

Perkembangan masa remaja atau pubertas ini antara lain :
–       Menerima perubahan bentuk fisik  dan peran jenisnya sebagai individu maskulin atau sebagai feminism.
–       Mengembangkan hubungan yang baik dengan teman dari kedua jenis kelamin.
–       Mengembangkan kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lain.
–       Memperoleh nilai-nilai yang sesuai dengan gambaran masa depan.
–       Mengembangkan konsep-konsep dan keterampilan kognitif untuk menghadapi kompetisi social.

1)    Pendekatan  secara psikologis, sosiologis dan religious yang harus dilakukan oleh guru agama Islam SMP/MTS adalah :

  1. Guru harus mengerti bahwa pada masa ini peseta didik sedang dalam perubahan dari fase kanak-kanak ke fase remaja atau puber.
  2. Guru memberikan perhatian, bimbingan, pengarahan yang lebih mendalam kepada peserta didik agar tetap dalam koridor yang semestinya.
  3. Guru agama Islam juga sebagai guru konseling, karena dalam usia remaja ini banyak peserta didik yang sedang dalam masalah, misalnya masalah terhadap orang tua, teman sebaya, maupun permasalahan terhadap lawan jenis. Karena tidak dipungkiri lagi pada usia ini anak sudah bisa menyukai lawan jenisnya.
  4. Guru agama Islam harus bisa menjadikan dirinya menjadi teman baik, bahkan sahabat bagi peserta didiknya. Hal ini dilakukan agar peserta didik lebih terbuka dalam mengemukakan segala masalah yang dihadapinya.
  5. Secara agama, harus lebih diberikan bimbingan yang mendalam. Hal ini dilakukan agar peserta didik tidak melakukan hal-hal yang sekiranya kurang baik.
  6. Guru agama Islam sekaligus sebagai teman bermain bagi para peserta didik.
  7. Guru harus memperhatikan perkembangan semua siswa yang diajarnya, karena jika guru hanya mengetahui perkembangan anak beberapa saja, dikhawatirkan banyak anak yang melakukan hal-hal yang kurang baik di masa pubernya itu, karena pada masa ini anak sedang suka akan hal yang sifatnya coba-coba.

  1. Problem yang menjadi masalah siswa-siswi SMP/MTS.
Mengenai problem atau masalah yang dihadapi para siswa pada jenjang pendidikan ini tentunya sangat kompleks, mulai dari problem yang dialami oleh dirinya sendiri, problem dengan teman sebaya atau teman bermain, dan problem dengan orang tua atau keluarganya.

  1. Masalah yang paling pokok dari beberapa problem yang telah saya kemukakan diatas adalah masalah terhadap teman sebaya atau teman bermain.
Teman sebaya atau teman bermain menjadi pilihan dari beberapa problem yang telah saya kemukakan diatas, hal ini karena siswa pada jenjang pendidikan ini sedang senang-senangnya membuat genk (kelompok bermain), dan juga mulai menyukai lawan jenis. Kedua hal tersebut tidak dapat dipungkiri lagi, karena pada masa pubertas ini memang masa mereka mencoba akan hal-hal yang semula mereka belum lakukan. Sebagai guru agama Islam tentunya harus mengetahui bahwa peserta didik sedang dalam posisi ini, maka yang harus dilakukan oleh guru agama Islam adalah memberikan bimbingan serta pengarahan secara penuh terhadap semua peserta didik.
Guru harus memposisikan dirinya sebagai teman bermain para peserta didik, hal ini dilakukan agar guru lebih mengerti dan memahami bagaimana perilaku serta tingkah laku peserta didiknya. Dengan begitu maka guru akan lebih mudah dalam memberikan pengarahan serta bimbingan kepada para peserta didik.

  1. Pengetahuan atau keterampilan yang harus diberikan kepada siswa-siswi SMP/MTS.
Disini peran guru agama Islam dalam memberikan pengetahuan atau keterampilan kepada siswa-siswi SMP/MTS harus secara maksimal. Pengetahuan yang harus diberikan tentunya tidak hanya pengetahuan mengenai agama saja, namun juga dengan implementasi terhadap keseharian peserta didik, agar siswa lebih mengetahui secara mendalam dan mempraktekannya dalam kesehariannya. Pengetahuan agama yang diberikan harus dikemas sekreatif mungkin oleh guru, karena dikhawatirkan siswa pada jenjang sekolah ini akan bosan dengan pengajaran agama yang biasa-biasa saja, disini keterampilan guru agama Islam dalam memberikan pengetahuan agama kepada peserta didik harus semaksimal mungkin.
Selain pengetahuan agama, sebagai guru agama Islam juga harus memberikan keterampilan kepada peserta didiknya. Misalnya saja mengarahkan peserta didiknya ke bakat atau minat yang mereka sukai. Dengan pengarahan seperti itu, maka masa pubertas yang sedang dijalani para siswa akan menjadi baik dan tidak ke hal-hal yang kurang baik. Bisa juga guru agama Islam memberikan keterampilan membaca Al-Qur’an yang baik dan indah (Tilawatil Qur’an), kaligrafi, band religi, pelatihan da’i bagi para siswa, dan keterampilan-keterampilan lain yang tentunya bermanfaat bagi siswa.

  1. Menurut saya, pengetahuan dan keterampilan yang sudah saya jelaskan di bagian 4 diatas sangat bermanfaat bagi peserta didik pada masa pubertas. Disini sebisa mungkin guru agama Islam memberikan bimbingan serta pengarahan yang semaksimal mungkin . Saya yakin apabila hal tersebut dilakukan dengan baik, dan berjalan seperti yang telah direncanakan, maka tidak menutup kemungkinan kenakalan remaja yang terjadi pada masa jenjang pendidikan ini dapat teratasi dengan pendekatan guru agama Islam seperti itu.

No comments:
Write comments

Translate

Flag Counter

Followers